Rusia-Indonesia: Kemitraan Strategis di Era Dunia Multipolar

Rusia-Indonesia: Kemitraan Strategis di Era Dunia Multipolar
INTIinspira - Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada 19 Juni 2025 di St. Petersburg menjadi momentum penting yang menandai babak baru dalam hubungan kedua negara.

Di tengah dinamika geopolitik global yang penuh ketidakpastian, kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk memperkuat kemitraan strategis yang berlandaskan prinsip kedaulatan, saling menghormati, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Hubungan persahabatan Rusia dan Indonesia sudah terjalin selama 75 tahun, sebuah catatan panjang yang menjadi fondasi kokoh bagi arah kerja sama di masa depan.

Rusia senantiasa dikenang rakyat Indonesia sebagai negara sahabat sejati yang memberikan dukungan nyata di awal kemerdekaan tanpa pamrih. Hal ini kembali ditegaskan oleh Presiden Prabowo dalam pernyataannya, mengingatkan dunia akan solidaritas kedua bangsa sejak masa-masa sulit.

Kolaborasi Ekonomi: Angka dan Peluang

Kerja sama ekonomi menjadi salah satu pilar penting dalam hubungan Rusia dan Indonesia. Pada tahun 2024, nilai perdagangan bilateral tercatat mencapai USD 4,3 miliar, dengan lonjakan signifikan sebesar 40% di awal 2025. Ini mencerminkan potensi besar yang masih bisa terus dikembangkan.

Sejumlah proyek strategis tengah dijajaki dan dikembangkan, termasuk pengembangan kilang minyak dan petrokimia di Jawa Timur, peluang kolaborasi dalam pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai, digitalisasi sektor industri, hingga kerja sama di bidang kecerdasan buatan.

Selain itu, dukungan penuh Rusia terhadap keanggotaan Indonesia di BRICS menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia dipandang sebagai kekuatan penting dalam arsitektur dunia baru yang multipolar. Keanggotaan ini akan membuka akses yang lebih luas terhadap pasar, teknologi, dan mitra strategis global.

Indonesia dan Rusia juga berbagi pandangan yang sejalan dalam urusan internasional yaitu menegakkan hukum internasional, menolak pendekatan konfrontatif, dan mengutamakan penyelesaian damai dalam setiap konflik. Kesamaan visi ini menjadi modal besar dalam membangun tatanan global yang adil, seimbang, dan bebas dari dominasi sepihak.

Investasi Jangka Panjang: Budaya dan Pendidikan

Di luar aspek ekonomi dan politik, hubungan antarmasyarakat juga menjadi perhatian utama. Kerja sama di bidang budaya dan pendidikan dilihat sebagai investasi jangka panjang yang penting bagi hubungan kedua negara.

Pusat bahasa Rusia di Jakarta dan Bali terus berkembang, menjadi jembatan yang memperkuat komunikasi antarwarga kedua negara. Minat generasi muda Indonesia terhadap bahasa dan budaya Rusia juga semakin meningkat.

Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi ke Rusia. Setiap tahun, semakin banyak pelajar Indonesia yang merasakan langsung atmosfer pendidikan tinggi Rusia dan memperluas wawasan mereka. Ini membuka ruang saling pengertian yang lebih mendalam serta memperkuat jalinan persahabatan antargenerasi.

Langkah Nyata ke Depan

Untuk memanfaatkan momentum positif pasca pertemuan tingkat tinggi ini, Indonesia perlu bergerak cepat dan tepat dalam mengambil langkah-langkah konkret guna memperkuat kemitraan strategis dengan Rusia. Hubungan baik di tingkat pemimpin harus diterjemahkan ke dalam aksi nyata di lapangan, agar dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan dunia usaha.

Pertama, mempercepat perundingan perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia menjadi prioritas penting. Akses pasar yang lebih terbuka akan membuka peluang ekspor lebih besar bagi produk-produk unggulan Indonesia, seperti kelapa sawit, kopi, teh, rempah-rempah, serta produk manufaktur. Kesepakatan ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok kawasan Eurasia, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk integrasi yang lebih dalam dengan ekonomi non-tradisional di luar pasar Barat.

Kedua, memperluas jaringan penerbangan langsung antara kota-kota besar di Indonesia dan Rusia merupakan langkah strategis yang akan memperkuat konektivitas antarmasyarakat. Saat ini, keterbatasan jalur penerbangan masih menjadi hambatan besar bagi wisatawan, pelajar, dan pelaku bisnis kedua negara. Rute-rute baru—misalnya Jakarta–Moskow atau Denpasar–St. Petersburg—akan menjadi katalisator penting dalam meningkatkan interaksi antarwarga serta mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata dan pendidikan.

Ketiga, Indonesia perlu mendorong keterlibatan aktif BUMN dan sektor swasta dalam berbagai proyek strategis bersama. Proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur energi, pengembangan teknologi industri, dan digitalisasi manufaktur akan lebih efektif jika melibatkan pelaku usaha secara langsung. Dukungan konkret dari dunia usaha akan memastikan bahwa kerja sama tidak hanya bersifat seremonial, melainkan berujung pada penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan pertumbuhan ekonomi yang nyata.

Penutup: Teladan untuk Dunia

Kerja sama yang tulus, setara, dan saling menguntungkan antara Rusia dan Indonesia patut menjadi contoh bagi dunia di tengah maraknya rivalitas dan politik blok.

Dalam era multipolar yang terus berkembang, harapan besar tertuju pada kedua negara untuk terus menjadi motor perdamaian, kemakmuran, dan keadilan global.

Dengan saling percaya dan semangat kebersamaan, Rusia dan Indonesia tidak hanya membangun kemitraan jangka pendek, tetapi juga menanam benih untuk masa depan yang lebih baik—bagi kedua bangsa, dan bagi dunia.

Penulis: Muhammad Amin, S.H. (Alumni Hukum Ekonomi Syariah STAI Tgk Chik Pante Kulu)

Gambar: Telegram Source
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan