Gen Z Hobi Ghosting : Luka Emosional dan Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Mental

Ilustrasi fenomena ghosting
Source Bing Image Creator 

Oleh : Farhana Salsabila*

Fenomena Ghosting dalam Hubungan 

Fenomena ghosting dalam hubungan Gen Z merupakan sebuah terma untuk mengistilahkan ketika seseorang tiba-tiba mengakhiri semua bentuk komunikasi tanpa pemberitahuan atau penjelasan dalam sebuah hubungan. Ini bisa terjadi di berbagai konteks, mulai dari hubungan asmara hingga persahabatan. Dampaknya terhadap kesehatan mental seseorang bisa sangat merusak. 

Ghosting menciptakan perasaan penolakan dan ketidakpastian yang kuat. Tidak tahu alasan mengapa seseorang memutuskan untuk menghilang tanpa jejak bisa membuat kita merasa tidak berharga dan meragukan diri sendiri. 

Fenomena ini semakin marak terjadi, terutama di kalangan anak muda. Alasan di balik ghosting pun beragam, mulai dari ketidaknyamanan, ketakutan akan komitmen, hingga manipulasi emosional.

Meskipun terkesan sepele, ghosting dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam bagi pihak yang dighosting. Rasa bingung, penolakan, dan ketidakpastian dapat memicu kecemasan, depresi, dan bahkan trauma.

Dampak ghosting pada kesehatan mental tidak boleh dianggap remeh. Berikut beberapa poin penting yang perlu dipahami:

1. Luka Emosional yang Mendalam

Ghosting dapat memicu perasaan terluka, ditolak, dan bingung pada pihak yang dighosting. Rasa tidak mendapatkan penjelasan dan penutupan yang jelas dapat membuat mereka mempertanyakan harga diri dan kemampuan mereka dalam menjalin hubungan.

2. Kehilangan Rasa Percaya Diri

Ghosting dapat membuat individu merasa tidak berharga dan tidak pantas dicintai. 

Hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan membuat mereka ragu untuk memulai hubungan baru di masa depan. 

Korban ghosting akan merasakan beberapa emosi dan berandai-andai seperti "jika saja saya lebih cantik, jika saja saya lebih pintar, jika saja saya lebih pengertian, maka saya tidak akan dighosting". 

Padahal, kebanyakan masalah sesungguhnya ada pada seseorang yang melakukan ghosting, bukan pada korbannya.

3. Kecemasan dan Depresi

Rasa tidak pasti dan penolakan yang dialami akibat ghosting dapat memicu kecemasan dan depresi. 

Pikiran negatif dan perasaan sedih yang berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup individu. 

4. Trauma Emosional

Bagi beberapa orang, ghosting dapat memicu trauma emosional yang mendalam. Pengalaman ini dapat membuat mereka sulit mempercayai orang lain dan membangun hubungan yang sehat di masa depan. 

Ketika seseorang sudah sering kali mengalami ghosting, maka lama-kelamaan perasaan mati rasa bisa saja muncul. Hal tersebut disebabkan oleh trauma yang dialami oleh korban ghosting. Sehingga seseorang tersebut kesulitan menjalin hubungan yang stabil.

Bagaimana Mengatasi Dampak Ghosting?

Meskipun sulit untuk melupakannya ada cara untuk bisa kita mengatasi dampaknya yaitu, dengan mencari dukungan dari teman, keluarga dan juga bisa melakukan aktivitas yang kita sukai. 

Dengan melakukan hal yang positif kita perlahan-lahan dapat melupakan hal tersebut walaupun tidak secepat yang kita kira. 

Namun kita juga dapat mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental atau psikolog, yang dapat membantu kita melewati masa sulit ini. Dengan adanya bantu dari psikolog kita dapat melupakan masalah tersebut dengan cepat.

Tips Menghindari Ghosting

Meskipun ghosting tidak dapat sepenuhnya dihindari, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya:

1. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Sejak awal hubungan, penting untuk membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan. Hal ini dapat membantu untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik yang berpotensi mengarah pada ghosting.

2. Menetapkan Batasan yang Jelas

Membicarakan dan menyepakati batasan dalam hubungan dapat membantu untuk menghindari ekspektasi yang tidak realistis dan rasa kecewa yang dapat memicu ghosting.

3. Saling Menghargai

Menghargai perasaan dan kebutuhan satu sama lain adalah kunci dalam hubungan yang sehat. Hindari perilaku manipulatif atau egois yang dapat membuat pasangan merasa tidak nyaman dan ingin melarikan diri.

4. Mengakhiri Hubungan dengan Dewasa

Jika hubungan tidak lagi sehat atau tidak sesuai, penting untuk mengakhirinya dengan cara yang dewasa dan penuh hormat. Hindari ghosting dan jelaskan alasan Anda dengan jelas kepada pasangan.

Kesimpulan

Fenomena ghosting dalam hubungan modern bukan hanya masalah sepele, tetapi dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan mental. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang hal ini dan mendorong individu untuk mencari bantuan jika mereka mengalaminya. Dengan membangun komunikasi yang terbuka, saling menghargai, dan mengakhiri hubungan dengan cara yang dewasa, ghosting dapat dicegah dan kesehatan mental individu dapat terjaga.

* Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh*
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan