Buku, Cerita, dan Rasa Pulang di Senobook Vol.03: “My Comfort Book” oleh Senobi Atelier

Foto bersama Zen Keeper dan Senobuddies usai kegiatan Senobook Vol.03 “My Comfort Book”
INTIinspira — Empat pekan setelah pertemuan sebelumnya, Senobi Atelier kembali menggelar Senobook Vol.03 pada Minggu sore, 14 Desember 2025. Bertempat di Duabelas Café, Kuta Padang–Meulaboh.

Suasana yang akrab kembali tercipta, dengan kehadiran 15 peserta dan nampak wajah-wajah baru di antara mereka, melanjutkan pertemuan Senobook Vol.02 yang sebelumnya dihadiri 13 orang.

Peserta datang dari beragam latar belakang: siswa, mahasiswa, guru, pegiat literasi, hingga ibu rumah tangga. 

Masing-masing membawa buku yang mereka anggap sebagai comfort book—buku yang memberi rasa nyaman, menghibur, dan memberi kekuatan di saat-saat tertentu dalam hidup.

Acara dimulai pada sore hari dan dipandu oleh tim Senobi sebagai fasilitator. 

Seperti edisi sebelumnya, rangkaian kegiatan mengalir santai: saling sapa, sesi silent reading selama 15 menit, lalu dilanjutkan dengan berbagi cerita.

Bagian berbagi cerita inilah yang terasa paling menggairahkan dari Senobook. Satu buku bisa berubah menjadi banyak cerita, dan satu cerita kerap berpindah ke daftar bacaan peserta lain. 

Sesi berbagi pun tak jarang diselingi pertanyaan, menjadi penanda bahwa setiap cerita benar-benar didengarkan, dicatat dalam ingatan, dan diam-diam disimpan untuk dibaca di lain waktu.

Obrolan mengalir dengan ragam genre yang berwarna: dari novel fiksi, buku pengembangan diri, kumpulan puisi, komik, hingga bacaan ringan yang menghibur. 

Ada cerita yang mengajak berpikir, ada yang menenangkan, dan ada pula yang sekadar menghadirkan senyum—semuanya mendapat ruang yang sama.

Cerita mengalir tanpa tekanan. Kadang disambut tawa kecil, kadang dengan anggukan pelan sebagai tanda merasa relate. 

Meski pilihan buku berbeda-beda, alasan mencintainya sering kali serupa: karena buku itu hadir di waktu yang tepat dalam hidup masing-masing.

Tidak ada diskusi serius atau kewajiban menganalisis isi buku. Yang terbangun justru percakapan ringan, saling mendengarkan, dan kehangatan yang tumbuh secara alami.

Buku-buku yang hadir sore itu beragam, antara lain berjudul: Anak Semua Bangsa, Door to Door Book Store, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Topeng Kaca, Cerita Dari Sebelah Masjid Raya, Manusia Pilihan, Parable, Perempuan di Titik Nol, Cantik Itu Luka, Brothering, hingga Buya Hamka. 

Judul-judul tersebut berbeda jauh satu sama lain, namun bagi pemiliknya, setiap buku menyimpan makna personal yang membuatnya layak dikenang.

Saat sesi berbagi, sejumlah peserta mengungkapkan kebahagiaannya atas hadirnya Senobook sebagai ruang untuk membaca bersama sekaligus saling berbagi cerita. Bahkan, ada peserta yang mengusulkan agar kegiatan ini dapat diadakan secara rutin setiap pekan.

Dari buku-buku yang dibawa, muncul beragam pengalaman personal: ada yang menemukan ketenangan dari cerita lama yang kembali dibaca, ada pula yang menyadari bahwa buku pilihannya menjadi pengingat masa-masa sulit yang pernah berhasil ia lewati.

Cerita-cerita itu mengalir tanpa penilaian—tidak ada perbandingan soal tebal-tipis buku atau berat-ringannya tema.

Suasana sore kian hangat ketika percakapan berpindah dari satu orang ke orang lain. 

Senobook kembali menunjukkan fungsinya lebih dari sekadar ruang membaca, tapi juga ruang untuk pulih, mendengar, dan saling memahami. Buku menjadi pintu masuk, sementara yang tinggal adalah keberanian untuk berbagi dan kesediaan untuk mendengarkan.

Senobi Atelier terus membuka ruang bagi siapa saja yang mencintai buku—atau yang ingin kembali berdamai dengan kebiasaan membaca. 

Melalui Senobook, Senobi mengajak peserta menengok kembali halaman-halaman yang pernah menjadi sandaran dalam hidup mereka.

Bagi yang ingin ikut di pertemuan selanjutnya, Senobook akan hadir kembali dengan tema baru. Untuk informasi terbaru dan kegiatan Senobi, ikuti akun Instagram @senobi.atelier.

Sampai jumpa di Senobook berikutnya—hingga saat itu, biarkan buku-buku nyaman kita tetap menemani.

Penulis: Alissa Maulida, S. Psi (Zen Keeper dari Senobi Atelier) 
Foto: Dok. Senobi Atelier untuk INTIinspira

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan