Kenali dan Lindungi Diri: Edukasi Bahaya Child Grooming untuk Siswa Sekolah Dasar

Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Tematik Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kegiatan Sosialisasi “Child Grooming” bersama siswa-siswi SD Negeri Limpok

INTIinspira – Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kegiatan sosialisasi bertema “Child Grooming: Batasan yang Boleh dan Tidak Boleh Disentuh serta Pentingnya Pendidikan” di SD Negeri Limpok pada Senin (27/11/2025).

Kegiatan ini bertujuan menanamkan kesadaran sejak dini kepada anak-anak agar mampu melindungi diri dari tindakan yang tidak pantas, serta memahami pentingnya menjaga dan menghargai tubuh mereka sendiri.

Sosialisasi ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak, terutama yang terjadi melalui media sosial.

Banyak pelaku memanfaatkan kedekatan emosional dan tipu daya untuk mendapatkan kepercayaan anak. Fenomena ini dikenal dengan istilah child grooming. Karena itu, penting bagi anak-anak untuk mengenali tanda-tanda bahaya sejak dini agar dapat menghindar dan segera mencari pertolongan kepada orang dewasa yang dipercaya.

Dalam kegiatan tersebut, dua pemateri yang merupakan mahasiswi psikologi menampilkan presentasi berisi penjelasan mengenai bagian tubuh yang tidak boleh disentuh, perbedaan antara orang yang aman dan tidak aman, serta cara meminta pertolongan kepada guru, orang tua, atau orang dewasa lainnya yang dapat dipercaya.

Anak-anak juga diajak mengenali ciri-ciri orang jahat di media sosial, misalnya pelaku yang meminta foto pribadi, berpura-pura menjadi saudara, atau memberikan imbalan seperti jajan agar anak menuruti keinginannya.

Agar suasana tetap menyenangkan, kegiatan diselingi dengan permainan dan lagu edukatif berjudul “Mana yang Boleh dan Mana yang Tidak Boleh”. Lagu tersebut dinyanyikan bersama-sama sambil melakukan gerakan sesuai lirik.

Melalui kegiatan interaktif ini, siswa diharapkan tidak hanya belajar  teori semata, melainkan juga memahami secara langsung melalui pengalaman bermain dan bernyanyi. Pesan yang disampaikan pun menjadi lebih mudah diingat.

Setelah sesi penjelasan, pemateri mengajak seluruh siswa mengulangi kembali bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Dengan suara lantang dan penuh semangat, anak-anak menyebutkan bagian-bagian tersebut—seperti dada, mulut, dan area pribadi.

Kegiatan ini memastikan pesan benar-benar dipahami oleh seluruh peserta. Suasana kelas pun terasa hidup dan ceria karena para siswa tampak antusias serta berani menjawab bersama-sama tanpa rasa malu.

Sebagai penutup kegiatan, para mahasiswa menayangkan video inspiratif tentang pentingnya pendidikan.

Video tersebut menampilkan kisah perjuangan anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tetap bersemangat menuntut ilmu, meskipun harus berjalan jauh atau menyeberangi sungai setiap hari.

Tayangan ini menyampaikan pesan moral agar siswa-siswi SD Negeri Limpok lebih mensyukuri kesempatan untuk belajar dan semakin giat meraih cita-cita.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membuat anak-anak lebih berani berbicara ketika merasa tidak nyaman, sekaligus memahami bahwa pendidikan adalah kunci masa depan yang lebih baik,” ujar salah satu mahasiswa penyelenggara kegiatan.

Ia menambahkan, sosialisasi semacam ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mencegah tindak kekerasan seksual terhadap anak.

Kegiatan sosialisasi ini mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah. Para guru menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KPM yang telah memberikan edukasi penting dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.

Para siswa pun mengikuti kegiatan dengan penuh semangat dari awal hingga akhir sesi, menunjukkan perhatian dan antusiasme tinggi terhadap penjelasan para pemateri.

Melalui kegiatan ini, anak-anak SD Negeri Limpok diharapkan tidak hanya memahami konsep menjaga diri, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mahasiswa KPM Tematik Psikologi UIN Ar-Raniry berkomitmen untuk terus melaksanakan edukasi serupa di sekolah-sekolah lain agar semakin banyak anak yang mendapatkan pemahaman tentang pentingnya perlindungan diri sejak dini.

Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat—terutama orang tua dan pendidik—diharapkan semakin sadar akan pentingnya komunikasi terbuka dengan anak. Perlindungan terhadap anak bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar.

Semakin dini anak-anak dibekali pemahaman tentang batasan diri dan keselamatan, semakin kuat pula benteng mereka terhadap berbagai bentuk kejahatan.[]


Penulis: Juli Rahma, dkk. (mahasiswa KPM Tematik Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Foto: Dokumentasi Kegiatan/Dok. untuk INTiinspira.
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan