Gebyar Anak Sholeh 2025: Membangun Generasi Qurani dan Berakhlak Mulia
INTIinspira - Mahasiswa MBKM Psikologi UIN Ar-Raniry menggelar Gebyar Anak Sholeh 2025 di Desa Rukoh, Banda Aceh, pada Sabtu dan Minggu, 8–9 November 2025, sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung di lingkungan TPA Al-Muhajirin dan TPA An-Nur ini diikuti oleh puluhan anak usia sekolah dasar dengan penuh antusiasme dan semangat yang luar biasa.
Dengan mengusung tema “Membangun Generasi Qurani, Kreatif, dan Berakhlak Mulia,” kegiatan ini menjadi wadah positif bagi anak-anak untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap ajaran Islam sekaligus mengasah kemampuan, kreativitas, serta kepercayaan diri melalui berbagai perlombaan bernuansa islami.
Rangkaian lomba yang diadakan meliputi hafalan surat pendek, adzan, menggambar masjid, mewarnai, fashion show islami, serta lomba ranking satu yaitu kuis pengetahuan islami dengan sistem eliminasi.
Setiap kegiatan dirancang dengan pendekatan yang menyenangkan agar anak-anak dapat belajar sambil bermain, sehingga nilai-nilai keagamaan dapat tertanam dengan alami dalam keseharian mereka.
Ketua panitia, Kanasha Putra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini lebih dari sekadar perlombaan, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah pembentukan karakter Islami bagi generasi muda.
“Gebyar Anak Sholeh diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang mencintai Al-Qur’an, berani tampil, dan meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dengan penuh semangat saat membuka acara.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan semacam ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan karakter dan keagamaan.
Melalui kegiatan yang berfokus pada nilai-nilai Qurani ini, mahasiswa MBKM Psikologi UIN Ar-Raniry ingin menghadirkan suasana belajar yang inspiratif dan bermakna bagi anak-anak di lingkungan Desa Rukoh.
Antusiasme peserta terlihat sejak pagi hari. Anak-anak datang dengan mengenakan pakaian terbaik mereka, membawa alat tulis, dan didampingi oleh para orang tua serta guru TPA.
Wajah-wajah ceria menghiasi halaman tempat kegiatan berlangsung, menciptakan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan.
Para panitia juga terlihat sigap membantu peserta agar setiap lomba berjalan dengan tertib dan menyenangkan.
Salah satu peserta lomba hafalan surat pendek, Nia Qalesya (10 tahun), mengaku sangat senang dapat ikut serta dalam kegiatan ini. “Saya senang bisa ikut lomba hafalan surat pendek. Saya jadi lebih rajin belajar supaya bisa tampil lebih baik lagi,” tuturnya sambil tersenyum malu-malu.
Pernyataan Nia mewakili semangat anak-anak lain yang berpartisipasi. Mereka tidak hanya berkompetisi untuk menang, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan diri dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Sementara itu, Ibu Rahmawati, salah satu orang tua peserta, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini. Anak-anak jadi lebih bersemangat belajar mengaji dan lebih dekat dengan teman-teman yang memiliki semangat yang sama,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan besar dari para guru TPA yang melihat Gebyar Anak Sholeh sebagai ajang pembinaan karakter anak didik mereka. Guru-guru menilai bahwa kegiatan seperti ini dapat memperkuat ikatan sosial antar-TPA serta mempererat hubungan antara orang tua, guru, dan mahasiswa sebagai pihak penyelenggara.
Pada hari kedua, suasana semakin meriah saat pengumuman pemenang diumumkan. Sorak gembira dan tepuk tangan riuh terdengar ketika nama-nama juara dibacakan satu per satu.
Para pemenang menerima hadiah berupa perlengkapan belajar, sertifikat, dan bingkisan menarik. Namun, bagi seluruh peserta, kemenangan sejati tidak terletak pada hadiah yang didapat, melainkan pada pengalaman berharga yang mereka rasakan selama dua hari penuh kebersamaan.
Acara ditutup dengan doa bersama dan foto bersama seluruh peserta, panitia, guru, dan orang tua. Keceriaan terpancar jelas di wajah anak-anak yang menunjukkan rasa bangga dan bahagia telah menjadi bagian dari Gebyar Anak Sholeh 2025.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pendidikan karakter Islami di kalangan generasi muda.
Dengan mengusung tema “Membangun Generasi Qurani, Kreatif, dan Berakhlak Mulia,” kegiatan ini menjadi wadah positif bagi anak-anak untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap ajaran Islam sekaligus mengasah kemampuan, kreativitas, serta kepercayaan diri melalui berbagai perlombaan bernuansa islami.
Rangkaian lomba yang diadakan meliputi hafalan surat pendek, adzan, menggambar masjid, mewarnai, fashion show islami, serta lomba ranking satu yaitu kuis pengetahuan islami dengan sistem eliminasi.
Setiap kegiatan dirancang dengan pendekatan yang menyenangkan agar anak-anak dapat belajar sambil bermain, sehingga nilai-nilai keagamaan dapat tertanam dengan alami dalam keseharian mereka.
Ketua panitia, Kanasha Putra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini lebih dari sekadar perlombaan, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah pembentukan karakter Islami bagi generasi muda.
“Gebyar Anak Sholeh diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang mencintai Al-Qur’an, berani tampil, dan meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dengan penuh semangat saat membuka acara.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan semacam ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan karakter dan keagamaan.
Melalui kegiatan yang berfokus pada nilai-nilai Qurani ini, mahasiswa MBKM Psikologi UIN Ar-Raniry ingin menghadirkan suasana belajar yang inspiratif dan bermakna bagi anak-anak di lingkungan Desa Rukoh.
Antusiasme peserta terlihat sejak pagi hari. Anak-anak datang dengan mengenakan pakaian terbaik mereka, membawa alat tulis, dan didampingi oleh para orang tua serta guru TPA.
Wajah-wajah ceria menghiasi halaman tempat kegiatan berlangsung, menciptakan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan.
Para panitia juga terlihat sigap membantu peserta agar setiap lomba berjalan dengan tertib dan menyenangkan.
Salah satu peserta lomba hafalan surat pendek, Nia Qalesya (10 tahun), mengaku sangat senang dapat ikut serta dalam kegiatan ini. “Saya senang bisa ikut lomba hafalan surat pendek. Saya jadi lebih rajin belajar supaya bisa tampil lebih baik lagi,” tuturnya sambil tersenyum malu-malu.
Pernyataan Nia mewakili semangat anak-anak lain yang berpartisipasi. Mereka tidak hanya berkompetisi untuk menang, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan diri dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Sementara itu, Ibu Rahmawati, salah satu orang tua peserta, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini. Anak-anak jadi lebih bersemangat belajar mengaji dan lebih dekat dengan teman-teman yang memiliki semangat yang sama,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan besar dari para guru TPA yang melihat Gebyar Anak Sholeh sebagai ajang pembinaan karakter anak didik mereka. Guru-guru menilai bahwa kegiatan seperti ini dapat memperkuat ikatan sosial antar-TPA serta mempererat hubungan antara orang tua, guru, dan mahasiswa sebagai pihak penyelenggara.
Pada hari kedua, suasana semakin meriah saat pengumuman pemenang diumumkan. Sorak gembira dan tepuk tangan riuh terdengar ketika nama-nama juara dibacakan satu per satu.
Para pemenang menerima hadiah berupa perlengkapan belajar, sertifikat, dan bingkisan menarik. Namun, bagi seluruh peserta, kemenangan sejati tidak terletak pada hadiah yang didapat, melainkan pada pengalaman berharga yang mereka rasakan selama dua hari penuh kebersamaan.
Acara ditutup dengan doa bersama dan foto bersama seluruh peserta, panitia, guru, dan orang tua. Keceriaan terpancar jelas di wajah anak-anak yang menunjukkan rasa bangga dan bahagia telah menjadi bagian dari Gebyar Anak Sholeh 2025.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pendidikan karakter Islami di kalangan generasi muda.
Melalui pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, anak-anak diajak untuk mengenal Al-Qur’an lebih dekat, mengamalkan ajarannya, serta mengembangkan potensi diri dengan nilai-nilai keislaman yang luhur.
Gebyar Anak Sholeh 2025 membuktikan bahwa pendidikan agama tidak harus kaku dan membosankan, tetapi bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan, dan mendidik.
Gebyar Anak Sholeh 2025 membuktikan bahwa pendidikan agama tidak harus kaku dan membosankan, tetapi bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan, dan mendidik.
Dengan semangat kebersamaan antara mahasiswa, guru, orang tua, dan anak-anak, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk terus menanamkan nilai-nilai Islami sejak dini, demi terwujudnya generasi Qurani yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.[]
Penulis: Della Tri Novita (Perwakilan Mahasiswa MBKM Psikologi Gampong Rukoh Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh).
Foto: Dokumentasi Kegiatan/Dok. untuk INTiinspira.


