Perlakukan Orang Lain Sebagaimana Kamu Ingin Diperlakukan: Resensi Buku Compassion
INTIinspira - Salah satu tugas utama zaman kita tak lain adalah membangun sebuah komunitas global yang di dalamnya semua orang dapat hidup bersama dalam sikap saling menghormati (hal. 9). Demikian tulis Amstrong dalam prakatanya. Buku ini berangkat dari keresahan Amstrong terhadap beragam gejala global yang mengancam sisi-sisi kemanusiaan; perang, terorisme, kekerasan atas nama agama, telah menjauhkan manusia dari sifat dasariah dirinya, yaitu belas kasih (compassion).
Belas kasih tidak sama dengan kasihan. Amstrong mengartikan belas kasih sebagai menanggungkan (sesuatu) bersama orang lain, menempatkan diri kita dalam posisi orang lain, untuk merasakan penderitaanya seolah-olah itu adalah penderitaan kita sendiri, dan secara murah hati masuk ke dalam sudut pandangnya (hal. 15). Secara sederhana, belas kasih dapat dimengerti sebagai kesadaran untuk tidak memperlakukan orang lain apa yang tidak ingin orang lain perlakukan pada kita.
Sebagaimana judulnya, buku ini terdiri dari 12 bagian yang berisi langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk meraih hidup yang penuh belas kasih. Ini merupakan jawaban yang diberikan Amstrong terhadap pertanyaan “Bagaimana kita memulai?” karena selama ini, menurutnya, tuntutan belas kasih nampak menakutkan bagi sebagian orang, sehingga sulit untuk menentukan darimana harus memulainya.
Berikut 12 panduan praktis yang ditawarkan Amstrong untuk menumbuhkan belas kasih dalam kehidupan sehari-hari:
Dengan 12 langkah ini, Amstrong memberikan panduan kepada pembaca untuk menumbuhkan kehidupan yang penuh belas kasih. Buku ini relevan untuk siapa saja yang ingin mengatasi konflik dalam diri sendiri dan dunia sekitar dengan cara yang lebih manusiawi. Buku ini tidak sebatas sebuah bacaan, namun juga merupakan ajakan untuk hidup dengan hati yang lebih terbuka.
Judul Buku : Compassion: 12 Langkah Menuju Hidup Berbelas Kasih
Penulis : Karen Amstrong
Penerjemah : Yuliani Liputo
Peresensi : Arizul Suwar
Tahun terbit : 2012
Penerbit : Mizan
Kota terbit : Bandung
Halaman : 247 halaman
Ilustrasi : Dove, Hands, Nature image/Pixabay
Belas kasih tidak sama dengan kasihan. Amstrong mengartikan belas kasih sebagai menanggungkan (sesuatu) bersama orang lain, menempatkan diri kita dalam posisi orang lain, untuk merasakan penderitaanya seolah-olah itu adalah penderitaan kita sendiri, dan secara murah hati masuk ke dalam sudut pandangnya (hal. 15). Secara sederhana, belas kasih dapat dimengerti sebagai kesadaran untuk tidak memperlakukan orang lain apa yang tidak ingin orang lain perlakukan pada kita.
Sebagaimana judulnya, buku ini terdiri dari 12 bagian yang berisi langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk meraih hidup yang penuh belas kasih. Ini merupakan jawaban yang diberikan Amstrong terhadap pertanyaan “Bagaimana kita memulai?” karena selama ini, menurutnya, tuntutan belas kasih nampak menakutkan bagi sebagian orang, sehingga sulit untuk menentukan darimana harus memulainya.
Berikut 12 panduan praktis yang ditawarkan Amstrong untuk menumbuhkan belas kasih dalam kehidupan sehari-hari:
1. Belajar tentang Belas Kasih
Belas kasih bukanlah sekadar merasa kasihan pada orang lain, tetapi juga mengembangkan rasa kesamaan antara “aku” dan “kamu” serta menginginkan agar orang lain tidak mengalami penderitaan. Merenungkan penderitaan orang lain, serta ikut terlibat dalam usaha meringankan penderitaan tersebut, menjadi salah satu cara untuk belajar tentang belas kasih. Belas kasih ini merupakan fondasi dari langkah-langkah selanjutnya.2. Lihatlah Dunia Anda Sendiri
Kita dapat memulai dengan refleksi diri—mengidentifikasi kebiasaan dan sikap yang egois. Dengan menyadari hal tersebut, kemudian kita jujur terhadap diri sendiri, maka kita akan membuka jalan untuk mengatasi hambatan berkembangnya belas kasih.3. Belas Kasih pada Diri Sendiri
Langkah selanjutnya ialah menyadari dan menerima sisi gelap kita, karena sering kali sisi gelap orang lain yang tidak kita sukai itu ternyata juga ada dalam diri sendiri. Sadari dan terima itu, sehingga kita mampu untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain. Jika kamu tidak bisa mencintai diri sendiri, kamu pun tidak bisa mencintai orang lain (hal. 83).4. Empati
Mengembangkan kemampuan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain adalah kunci dalam praktik belas kasih. Langkah ini mendorong kita untuk benar-benar mencoba memahami perasaan dan pikiran orang lain, sehingga bisa merespon dengan cara yang lebih baik.5. Perhatian Penuh
Sikap ini merupakan sebentuk meditasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, bertujuan untuk memberi kontrol lebih bagi pikiran, sehingga dapat membalik kecenderungan atau kebiasaan yang selama ini telah tertanam dalam diri kita. Berusaha menahan dorongan untuk menghakimi atau merendahkan orang lain merupakan salah satu contoh dari sikap ini.6. Tindakan
Belas kasih sejatinya membutuhkan tindakan nyata. Amstrong mendorong kita untuk berbuat baik tanpa mengharapkan balasan. Perbuatan baik sekecil apa pun dapat mengubah kehidupan (hal. 123).7. Betapa Sedikitnya yang Kita Ketahui
Sering kali kita memaksakan pendapat, atau bahkan keyakinan kita sendiri kepada orang lain. Kita menganggap bahwa pengetahuan kita lebih tinggi daripada orang lain. Begitu jarang kita meluangkan tempat bagi yang lain. Di sinilah peran dialog menjadi penting, dengan itu, kita sadar akan keterbatasan diri sendiri.8. Bagaimana Seharusnya kita Bicara?
Bahasa kita sangat berpengaruh. Amstrong menekankan pentingnya berbicara dengan kelembutan tanpa menggunakan kata-kata yang bisa melukai. Ini merupakan cara sederhana namun penting dalam menunjukkan rasa hormat dan belas kasih kepada orang lain.9. Kepedulian untuk Semua
Kepedulian kita sering kali terbatas hanya pada kelompok atau bangsa secara sempit semata. Ini dapat menimbulkan pandangan-pandangan yang merendahkan pihak lain di luar kelompok kita. Hal ini tentu harus dihindari. Amstrong memperingatkan jika anda merasa marah ketika orang-orang menyerang nilai-nilai budaya atau agama anda, lantas apakah etis membuat orang lain tersakiti?10. Pengetahuan
Upaya untuk mengenal satu sama lain menuntut informasi yang benar dan kemauan untuk mempertanyakan ide-ide yang diterima. Ketidakseimbangan dalam pengetahuan ini sering kali berujung pada kekacauan bahkan konflik. Kita tidak bisa mengukur orang lain dengan ukuran sepatu kita.11. Pengakuan
Langkah ini mengajarkan bahwa kita harus mendukung orang lain dalam perjuangan mereka. Ini termasuk memberikan dorongan, membantu mereka dalam kesulitan. Dukungan yang tulus adalah wujud nyata dari belas kasih. Meringankan kesusahan orang lain akan membuat anda lebih bahagia (hal. 182).12. Cintailah Musuhmu
Langkah terakhir ini, diambil dari ajaran banyak tradisi spiritual, adalah yang paling menantang. Amstrong mengajak kita untuk mengembangkan rasa belas kasih bahkan kepada mereka yang mungkin kita anggap sebagai musuh. Ini bukan berarti menyetujui tindakan mereka, melainkan mencoba untuk memahami penderitaan yang mungkin mereka alami.Dengan 12 langkah ini, Amstrong memberikan panduan kepada pembaca untuk menumbuhkan kehidupan yang penuh belas kasih. Buku ini relevan untuk siapa saja yang ingin mengatasi konflik dalam diri sendiri dan dunia sekitar dengan cara yang lebih manusiawi. Buku ini tidak sebatas sebuah bacaan, namun juga merupakan ajakan untuk hidup dengan hati yang lebih terbuka.
Judul Buku : Compassion: 12 Langkah Menuju Hidup Berbelas Kasih
Penulis : Karen Amstrong
Penerjemah : Yuliani Liputo
Peresensi : Arizul Suwar
Tahun terbit : 2012
Penerbit : Mizan
Kota terbit : Bandung
Halaman : 247 halaman
Ilustrasi : Dove, Hands, Nature image/Pixabay