Menjadi Istimewa dengan Berbuat Baik

Oleh: Hafnidar

Terlihat istimewa dan dibutuhkan, selalu menjadi dambaan setiap manusia. Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentunya tidak bisa hidup sendirian. Sebab itu, dibutuhkan membangun relasi sosial guna menjadi sarana berbagi kebaikan dan kemanfaatan. Meskipun demikian, kita juga harus memilih lingkungan pertemanan--sebagai basis relasi sosial--yang memiliki energi positif. Dalam artian mampu menggugah dan memotivasi kita untuk senantiasa melakukan kebaikan. Hal demikian memiliki dampak besar bagi diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita. Dengan demikian pandangan orang terhadap kita akan selalu positif, dihormati dan tidak diremehkan. Karena dalam kehidupan ini, penilaian orang lain tidak terlepas dari perilaku keseharian yang kita lakukan. Namun, bukan berarti hidup ini hanya sekedar untuk dinilai atau dianggap baik oleh orang lain. Karena sebaik-baik penilai adalah Tuhan Sang Pencipta. Dan sebagai manusia juga tidak berhak menghakimi kehidupan manusia lainnya. 

Sangat perlu memperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan jika kita ingin menjadi istimewa dan dibutuhkan. Di antaranya; Kita harus sering berkomunikasi dengan siapapun yang kita jumpai, bertutur kata sopan dan berbuat baik. Karena berbuat baik merupakan salah satu bentuk ibadah dan wujud akhlak mulia yang mana perbuatan tersebut merupakan perintah Tuhan. Tidak saja kepada sesama manusia Allah perintahkan berbuat baik, juga untuk hewan dan tumbuhan, karena semua itu adalah ciptaan Allah dan terlarang untuk dianiaya. Sebagaimana dalil yang terdapat dalam Al-quran surah Ar-Rahman ayat 60 mengenai perintah berbuat kebaikan, yang artinya:”Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula”. Dan masih banyak dalil lainnya yang berkaitan dengan berbuat baik. Untuk hal-hal baik yang dilakukan baik itu kecil ataupun besar, terhadap orang lain tidak perlu cemas dan berharap balasan atau apa pun itu, karena tanpa kita mintapun Allah pasti akan memberi balasan yang sewajarnya. 


Kita sering mendengar ungkapan “sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit”. Hal-hal besar tidak selalu lahir dari pekerjaan besar. Hal besar juga bisa lahir dari hal-hal kecil atau terlihat sepele, tapi lambat laun menjadi besar. Kita sering menilai segala sesuatu dari hasilnya saja, tapi kita melupakan bahwa yang besar itu lahir dari proses penumpukan yang kecil-kecil atau yang dianggap sepele. Perbuatan baik yang kecil sering dianggap tidak bernilai seperti membuang duri dari jalan--menjadi tampak sepele, tapi jika tidak disingkirkan akan menimbulkan bahaya bagi orang lain. Rasa empati dan sikap sosial seperti ini harus ditanamkan dalam benak setiap orang.


Di kehidupan yang teknologinya semakin berkembang dan canggih ini, sikap sosial ataupun empati semakin berkurang. Teknologi yang mengalami pertumbuhan sangat signifikan secara ekplisit memberi dampak yang sangat besar terhadap kehidupan sosial masyarakat. Munculnya berbagai media sosial yang menawarkan segala sesuatu secara "serba cepat" merupakan salah satu faktor lahirnya manusia-manusia individualisme dan egois. Orang cenderung melakukan hal-hal yang lebih pragmatis untuk berinteraksi sosial. Contohnya, kalau jaman dulu ketika ingin bersilaturrahmi ke tempat sanak saudara, kita akan mengunjungi mereka meski jaraknya jauh. Saat ini kita lebih memilih berinteraksi dengan media sosial dibandingkan berkunjung ke rumah. Karena berinteraksi secara langsung sering diasumsikan sebagai sesuatu yang ribet atau membuang waktu. Contoh lainnya, pemberian undangan pesta pernikahan. Orang saat ini lebih sering menggunakan media sosial seperti handphone untuk mebagikan undangan dibandingkan harus ke rumah satu persatu. Padahal, mendatangi rumah satu persatu lebih bagus karena bisa menyambung silaturrahmi, dan itu merupakan perbuatan baik yang juga semestinya dilakukan. 
Terlepas dari berbagai kondisi kehidupan saat ini, kita sebagai manusia, baik seorang muslim atau umat agama lain, harus selalu berbuat baik terhadap siapapun dan di mana pun. 

Perbuatan baik yang dilakukan akan kembali untuk diri sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Isra :7 yang artinya: ”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”. Sejatinya kita hidup di dunia ini untuk menjadi manusia baik dan banyak manfaatnya bagi orang lain.[]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan