Peran Orang Terdekat dalam Mencegah Perilaku Bunuh Diri

Ilustrasi peran orang terdekat untuk menghilangkan perilaku bunuh diri
Source Bing Image Creator 

Oleh: Fahmil Arsal*

Kita tidak bisa menolak fakta bahwa bunuh diri sangat sering terjadi di dalam kehidupan masyarakat, data yang dikutip dari Kompas.com (2023) terdapat 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia dalam 11 tahun terakhir dengan 985 kasus dilakukan oleh remaja yang mana angka ini adalah 46,6% dari total kasus yang terjadi. 

Sering kali bunuh diri dianggap adalah jalan pintas dalam menyelesaikan atau mengakhiri masalah. 

Tentunya motif atau penyebab dari setiap kasus bunuh diri itu berbeda-beda, tetapi satu hal yang pasti sama adalah bahwa setiap pelaku atau korban bunuh diri memiliki masalah yang menurut mereka sudah tidak bisa diatasi dalam hidupnya. 

Secara umum alasan-alasan tindak bunuh diri dilakukan adalah, yang pertama beban masalah yang terlalu besar, bisa dikatakan bahwa masalah adalah sebab utama di hampir tiap kasus bunuh diri.

Ketika seseorang mengalami masalah yang begitu banyak entah itu masalah dalam keluarga, ekonomi, hubungan percintaan, pertemanan, atau masalah yang umumnya terjadi di dunia sekolah seperti perundungan. 

Ktika hal ini berlarut-lalut dan tidak mendapati titik temunya, maka akan sangat mungkin seseorang tersebut mengambil jalan pintas untuk mengakhirinya. 

Selain itu di samping alasan atau sebab kenapa orang melakukan tindak bunuh diri terdapat juga sebuah faktor kecenderungan dalam kasus bunuh diri, yaitu gangguan mental.

Sebuah studi dari Psychological Autopsy menjelaskan bahwa terdapat satu atau lebih diagnosis gangguan mental pada 90% orang yang bunuh diri, dan juga ditemukan fakta bahwa 1 dari 20 pengidap skizofrenia memilih untuk mengakhiri hidupnya. 

Kasus bunuh diri juga ditemukan pada orang dengan gangguan kepribadian seperti: asosial, kepribadian ganda (bipolar), post traumatic disorder (PTSD), narsistic personality disorder. 

Orang terdekat baik itu keluarga maupun sahabat harus peka dalam melihat perubahan perilaku dari orang yang melakukan bunuh diri, karena kecenderungan pelaku bunuh diri akan memperlihatkan sikap yang berbeda pada saat pra-kejadian, dengan beban masalah yang teramat sangat yang dialami oleh pelaku bunuh diri. 

Maka akan sangat mungkin untuk melihat tanda-tanda seperti depresi akut atau frustasi. 

Tanda-tanda yang mungkin dapat dilihat adalah adanya perubahan yang drastis mulai dari perilaku, situasi emosional, suasana hati. 

Perilaku yang ditunjukkan bisa seperti mengurung diri berkepanjangan, kehilangan minat yang signifikan pada hal-hal yang sebelumnya ia sukai, menyatakan secara verbal bahwa merasa kesepian dan tidak lagi mempunyai tujuan hidup.

Slain itu tanda-tanda lainnya yang secara tidak langsung mengarah pada perilaku bunuh diri adalah dengan meunjukkan sikap untuk mengancam atau melukai dirinya sendiri seperti berbicara atau menulis tentang kematian, atau keinginan bunuh diri baik secara lisan, tulisan, mencari cara unutuk bunuh diri, atau bahkan di media sosial dia menunggah sesuatu yang berkaitan dengan simbol kematian atau bunuh diri.

Selain itu menyakiti diri sendiri seperti melukai tangan atau bagian tubuh lainnya dengan benda tajam, secara sengaja tidak makan dalam waktu yang lama (mogok makan). 

Keluarga adalah yang paling pertama dalam mengidentifikasi hal ini, seharusnya keluarga harus memberikan dukungan dengan cara memperbaiki komunikasi.

Mengutip dari salah satu studi bahwa seseorang yang berada dalam lingkungan keluarga yang memiliki komunikasi yang buruk beresiko untuk cenderung mengalami masalah mental dan tertutup ketika memiliki masalah. Sehingga dalam kasus orang yang memiliki masalah yang terindikasi akan melakukan bunuh diri akan meanggung beban berat dari masalahnya.

Tentu kita tidak bisa menyalahkan mereka (orang yang bunuh diri) sepenuhnya karena bisa jadi mereka memang tumbuh dari keluarga yang terhambat dalam komunikasi.

Oleh karenanya, memperbaiki komunikasi menjadi langkah pertama yang bisa dilakukan oleh orang terdekat terutama keluarga, selain itu menjadi pendengar yang baik dari setiap keluh kesah yang dialami.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang akan merasa lebih diperhatikan secara emosional ketika mereka didengarkan dan secara lebih dalam orang-orang yang sudah menunjukkan tanda-tanda bunuh diri akan merasa bahwa dirinya disayang, dianggap dan tidak merasa sendiri dalam menanggung beban masalah yang mereka hadapi.

Oang-orang terdekat lainnya seperti teman dan guru di sekolah bisa memberikan dukungan sosial dengan menciptakan sebuah lingkungan yang suportif, hal ini tentunya akan berdampak positif pada kondisi psikologis mereka.

Kemudian selain melakukan hal-hal yang telah penulis sebutkan di atas, orang-orang terdekat baik keluarga, teman, guru bisa melakukan hal yang lebih jauh dalam penanganan perilaku yang mengarah pada menyakiti diri sendiri yaitu dengan menyarankan untuk konsultasi secara intens kepada psikolog atau psikiater untuk memberikan treatment yang lebih serius. 

Orang-orang terdekat sangat berperan dalam mencegah perilaku tindak bunuh diri oleh karena itu mereka harus sangat peka dalam melihat berbagai tanda-tanda dan perubahan perilaku karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap nyawa seseorang. []

• Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan