Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja
Kesehatan mental merupakan salah satu topik penting namun kerap kali terabaikan oleh masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri lebih familiar dengan istilah stress, depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan yang lebih ekstrem lagi adalah gangguan jiwa (gila).
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental, salah satunya faktor biologis (genetik), adaptasi dengan lingkungan sosial, kepercayaan yang masih tradisional terkhusus masyarakat Indonesia yang belum melek teknologi, dan lain-lain.
Salah satu yang pengaruhnya cukup signifikan adalah adaptasi dengan lingkungan sosial, fokusnya pada media sosial. Media sosial yang notabenenya bisa diakses oleh hampir segala usia, namun kecanduan biasanya menyerang usia-usia remaja. Pada zaman modern seperti saat ini, kaum remaja hampir tidak lepas dari canggihnya teknologi.
Penggunaan media sosial pada zaman modern saat ini telah menjadi bagian dari aktivitas kehidupan setiap hari dari hampir semua orang.
Studi yang didanai oleh UNICEF dan dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet (Kominfo).
Hal itu sebenarnya merupakan potensi besar bagi masyarakat Indonesia untuk semakin mengenal teknologi dan terbuka terhadap informasi dari media sosial.
Namun 90.61% anak muda masih memanfaatkan internet hanya untuk media dan jejaring sosial. Bukannya memanfaatkan media sosial dengan sebaik mungkin. Realisasinya kebanyakan dari remaja malah kecanduan untuk hal-hal yang dianggap kurang edukatif.
Misalnya, scroll-up timeline berjam-jam, melihat postingan mengenai hal-hal yang kurang berfaedah, menyebarkan berita hoaks, dan lain-lain. Hal inilah yang kemudian membuat seseorang rentan terhadap gangguan kesehatan mental.
Memantau timeline berjam-jam bisa membuat orang merasa jenuh dan kurang beraktivitas, ada dampak negatif bagi kesehatan fisik.
Penggunaan media sosial secara lebih aktif dan berkepanjangan yang tidak terkontrol dengan baik menjadi risiko masalah kesehatan seperti kondisi tekanan mental, keadaan sociof life yang tidak sebenarnya, hingga depresi.
Dari gangguan kesehatan mental yang terjadi secara tidak langsung, berdampak pada kesehatan fisik remaja. Media sosial telah menjadi ruang dimana kita dapat membentuk dan membangun hubungan, membentuk identitas diri, mengekspresikan diri, dan belajar tentang dunia di sekitar kita.
Namun penggunaan media sosial tentunya memiliki pengaruh baik dan buruk pada berbagai aspek kehidupan penggunanya.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental:
Dampak Positif
1. Koneksi Sosial
Media sosial memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan orang lain walaupun dari jarak jauh. Hal ini bisa meningkatkan perasaan keterhubungan dan dukungan sosial.
2. Komunitas Dukungan
Ada banyak grup dan komunitas online yang mendukung individu dengan masalah tertentu, seperti gangguan kecemasan atau depresi, yang bisa memberikan dukungan emosional dan sumber daya.
3. Peluang Ekspresi Diri
Media sosial menyediakan platform bagi individu untuk mengekspresikan diri, berbagi kreativitas, dan membangun identitas pribadi mereka.
4. Akses Informasi
Media sosial bisa menjadi sumber informasi yang bermanfaat tentang kesehatan mental dan cara-cara untuk mengelolanya, meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang isu-isu kesehatan mental.
Dampak Negatif
1. Cyberbullying dan Pelecehan
Banyak pengguna media sosial mengalami cyberbullying atau pelecehan online, yang dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
2. Perbandingan sosial
Media sosial sering menampilkan kehidupan yang tampak sempurna dari orang lain, yang dapat menyebabkan perasaan iri hati, rendah diri, dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
3. Kecanduan dan Waktu Layar
Penggunaan media sosial yang berlebihan bisa menyebabkan kecanduan, mengganggu tidur, mengurangi aktivitas fisik, dan berdampak negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan.
4. Informasi yang Menyesatkan
Informasi yang tidak akurat atau menyesatkan tentang kesehatan mental dapat menyebar dengan cepat di media sosial, menyebabkan kebingungan dan pengambilan keputusan yang buruk.
Penelitian menunjukkan bahwa dampak media sosial terhadap kesehatan mental bervariasi tergantung pada bagaimana dan seberapa banyak media sosial digunakan.
Beberapa studi menemukan bahwa penggunaan media sosial yang moderat dapat bermanfaat, sementara penggunaan yang berlebihan cenderung berhubungan dengan hasil kesehatan mental yang buruk.
Nah, bagaimana kita dapat menggunakan media sosial dengan sehat ?
Beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah membatasi waktu yang akan kita habiskan untuk bermain media sosial.
Melihat hal-hal positif, seperti mengikuti akun yang akan memberikan motivasi dan menghindari akun atau konten yang memicu perasaan negatif.
Menyadari bahwa sosial media dapat berdampak pada perasaan dan pikiran kita, sehingga kita bisa lebih sadar dan kritis dalam menggunakan media sosial.
Media sosial memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan mental, tetapi juga bisa memiliki dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijaksana. Penting untuk menemukan keseimbangan dan mengembangkan kebiasaan yang sehat dalam menggunakan media sosial agar dapat memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan risikonya.
• Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh