Mawar-Mawar Penghargaan untuk Ibu




Oleh: Nurma Dewi*

Kalau ditanya pada 10 anak Indonesia, tentang siapa yang paling disayangi, 9 dari mereka akan menjawab ibu. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai budaya yang kuat di Indonesia, di mana peran ibu sering sekali dianggap sebagai sosok yang paling disayangi dan dihormati. 

Ibu di Indonesia bahkan di dunia sering kali diidentifikasikan dengan kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan terhadap keluarga. Keberadaan ibu menciptakan ikatan emosional yang erat dengan anak-anak, sehingga mayoritas anak mungkin akan menjawab bahwa ibu adalah sosok yang paling disayangi dalam hidup mereka.

Dalam Islam, kedudukan seorang ibu memiliki nilai yang sangat tinggi dan dihormati. Ibu sebagai sosok yang penuh kasih sayang, pengorbanan, dan kelembutan. Ajaran Islam menekankan perlakuan baik dan penghormatan terhadap ibu sebagai suatu kewajiban dan amal yang mendatangkan berkah.

Al-Qur'an menekankan petingnya berbakti kepada ibu. Dalam surat Luqman, ayat 14 disebutkan, "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun".

Hadis Nabi Muhammad Saw juga menegaskan pentingnya menghormati ibu. Beliau pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Siapakah yang berhak menerima kasih sayangku?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." Sahabat itu bertanya lagi, "Lalu siapa lagi?" Rasulullah kembali menjawab, "Ibumu." Pada pertanyaan ketiga, Rasulullah tetap menjawab, "Ibumu," baru kemudian menyebut ayah.

Sementara dalam masyarakat Aceh, peran ibu memiliki kedudukan yang sangat penting dan dihargai tinggi. Budaya Aceh yang kental dengan nilai-nilai Islam turut memberikan warna khusus dalam pandangannya terhadap peran ibu. Sebuah bait syair doda idi "Poma ngon ayah keu lhee ngon guree, urengnyan ban lhee beu tapeu mulia, meunyoe na salah meuah talake, peu miyup ulee tacom bak teuot". Sebuah pesan kepada anak untuk berbuat baik, berbakti serta memuliakannya.

Beberapa ciri khas peran ibu dalam masyarakat Aceh melibatkan aspek religus, sosial, dan budaya. Aspek religius, ibu sebagai madrasah pertama dalam mengajarkan nilai-nilai Islam, terutama belajar membaca Al-Qur'an. 

Aspek sosial, ibu menanamkan nilai-nilai moral, empati, berterima kasih dan berbagi. Barangkali kita pernah memperhatikan, ketika seseorang memberi sesuatu kepada anak, seorang ibu mengatakan, "jaroe get". Artinya mengajarkan anak untuk mengambil dengan tangan kanan. 

Aspek budaya, ibu menjadi agen yang kuat dalam mewariskan dan mengajarkan budaya kepada anak-anak. Berbagi cerita dalam keluarga, cerita legenda, tradisi turun temurun, adat istidat membantu anak memahami sejarah dan nilai-nilai budaya. 

Bagi seorang anak, ibu adalah pilar yang menuntunnya dalam cahaya, penuh kasih dan pelindung. Lebih dari itu, ibu adalah contoh teladan tentang kekuatan, ketabahan, kelembutan dan keseimbangan. 

Mawar-mawar penghargaan sebagai simbol yang memcerminkan keanggunan, kecantikan, keindahan, keharuman untuk ibu sebagai sosok yang mencintai tanpa syarat dan menyayangi tanpa batas. Selamat hari ibu. []

*Penulis adalah Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STAI-PTIQ) Aceh.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan